Aku berdiri di pinggir trotoar menatapi lalu lalang mobil, tiba-tiba aku melihat seorang pemulung tua yang ingin menyeberang. Saat di pertengahan jalan sebuah mobil truk melaju dengan cepat ke arah pemulung tersebut. Namun sebelum truk itu melempar pemulung itu, dengan cepat aku berlari mendekapnya dan melompat ke arah seberang jalan.
"Kakek, apa kau terluka?" Tanyaku sambil melepaskan dekapanku.
"Te.. te.. terima kasih banyak anak muda.. hampir saja aku tertabrak truk.. terima kasih.. terima kasih banyak.. " Jawab kakek itu dan memelukku erat.
"Iya.. baiklah bagaimana kalau kita duduk di taman dan membeli minuman kaleng untuk menghilangkan kepanikan tadi? Tenang saja anda akan ku traktir.. Hahaha.. " Jawabku.
"Dalam hidupku dan perjuanganku ini.. aku percaya aku tidak akan mati secepat itu, Hahaha.. bukannya aku sombong.. tapi karena.. aku takkan mati selama masih ada orang-orang yang ingin ku lindungi.. " Ucap kakek itu lalu menyambungnya dengan sebuah pertanyaan yang di isi dengan senyuman tertatap ke arahku. "Hey nak, apakah ada yang ingin kau lindungi?"
Sejenak aku memikirkan gadis itu lalu kujawab. "Pak, aku tidak punya siapa-siapa untuk ku lindungi.. bahkan aku tak ingat siapa diriku, tapi.. ada seseorang.. dia.. gadis itu.. aku tak ingin melihatnya meneteskan air mata lagi.. " Jawabku dengan wajah merenungi gadis itu.
Kakek itu tersenyum lalu dia menatap ke atas langit dan bertanya. "Maaf tadi anda bilang anda tidak memiliki siapapun untuk anda lindungi, lalu siapakah gadis itu?"
"Aku tidak tahu siapa dia, namun.. dia selalu hadir dalam mimpiku.. menatapku dan menangis.." Jawabku. "Tapi.. aku akan berusaha mencari tahu siapakah diriku sebenarnya dan siapa gadis itu.."
Kakek itu menundukkan kepalanya dan tertawa. "Hahaha.. Maaf nak, aku tak mengerti apa maksud perkataanmu ini.. Tapi yang jelas kau masih memiliki seseorang yang harus kau lindungi.. " Lalu dia melanjutkan. "Maka itu.. kau harus tetap hidup untuk melindungi orang yang kau sayangi.. " Saat dia menengok ke arahku, aku pun hilang tanpa jejak.
Di lain tempat, aku berdiri tegap di atas gedung menatap jauh luasnya kota. Dalam pikiranku bergema partanyaan kakek pemulung tadi. "Hey nak, apakah ada yang ingin kau lindungi?"
Lalu dalam hatiku bertekad.
"Karena aku tak ingin melihatnya meneteskan air mata.. "
-The Girl In My Lost Memories-